Monday, September 24, 2012

ISRS7


Isrs7 (International Sustainability Rating System) adalah sebuah sistem yang mengukur, mengembangkan dan mendemonstrasikan kesehatan, keselamatan, lingkungan dan performa bisnis. Isrs7 didesain untuk membantu sebuah organisasi dalam memanage resikonya dan perkembangan yang berkelanjutan. Isrs7 menetapkan managers dengan informasi yang detail pada performance proses untuk mensuport proses pembuatan keputusan mereka.

Isrs7 dapat digunakan untuk:
-          Memastikan managemen resiko yang efektif
-          Menyoroti kekuatan dan kelemahan dalam sistem managemen
-          Mengindentifikasi sejumlah persayaratan yang berkembang dan memonitor implementasinya.
-          Membuat atau mengkonfirmasikan pemenuhan dari regulasi
-          Penyediaan asurasi kepada stakeholder bahwa standar eksternal telah dipenuhi
-          Demonstrasi best practice
-          Mengembangkan skill pekerja dan budaya behavioural yang benar
-          Mengembangkan sistem untuk akreditasi dalam standar ISO yang relevan
-          Perkembangan yang berkelanjutan

Isrs7 berisi persayaratan-persyaratan standar international seperti:
· ISO 9001:2000 - Quality Management
· ISO 14001:2004 - Environmental Management
· OHSAS 18001:1999 - Health and Safety Management
· PAS 55:2004 - Asset Management
· Global Reporting Initiative 2002 - Corporate Social Responsibility.

Proses ISRS7


ISRS7 mengadopsi sebuah struktur pberdasarkan 15 proses, ditanam dalam sebuah loop perkembangan yang berkelanjutan yang umumnya untuk memimpin sistem managemn yang terintegrasi:
Dalam setiap proses terdapat champion dan fasilitator dalam proses pengumpulan evidences setiap proses.

Sunday, February 26, 2012

Psikologi Industri


Ilmu psikologi industri dan organisasi (I/O) menurut Munsterberg (dalam Berry 1998) adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam dunia kerja. Munandar (2001) memberikan pengertian yang lebih rinci bahwa ilmu psikologi I/O adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan bersama.

Tingkah laku I/O di pusatkan pada tingkah laku ‘terbuka’, yang secara langsung dapat diamati. Sedangkan tingkah laku yang tertutup dapat disimpulkan melalui ungkapannya ke dalam tingkah laku terbuka. Sebagai contoh, tenaga kerja yang senang dengan pekerjaannya akan memperlihatkan berbagai macam tingkah laku yang mencerminkan kesenangannya, meskipun sibuk dalam menjalankan tugasnya, wajahnya tetap nampak cerah, dalam jam istirahat berbicara tentang pekerjaannya dengan rekannya, tidak menunggu jam pulang kerja.

Apabila ditanya tentang pekerjaannya ia menjawab dengan gairah semua pertanyaan. Melalui observasi dari perilakunya yang terbuka dapat ditafsirkan perilakunya yang tertutup. Tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen di pelajari di dalam lingkungan kerjanya. Dalam pengertian ini manusia dipelajari di dalam interaksinya dengan pekerjaannya, dengan lingkungan kerja fisiknya dengan lingkungan sosialnya di pekerjaan. Apabila sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industrinya, maka sebagai konsumen manusia menjadi pengguna (user) dari produk atau jasa dari organisasi perusahaan. Sedangkan tingkah laku manusia dipelajari secara perorangan maupun secara kelompok, dengan asumsi bahwa dalam suatu organisasi industri terdapat berbagai unit kerja. Unit kerja yang besar (divisi) terdiri dari unit kerja yang lebih kecil yang masing-masing terdiri dari unit-unit kerja yang lebih kecil lagi dan seterusnya. Dalam hal ini yang dipelajari sejauh mana dampak satu kelompok atau unit kerja terhadap tingkah laku tenaga kerja dan sebaliknya. Juga dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempunyai pengaruh terhadap tenaga kerjanya, terhadap sekelompok tenaga kerja, dan terhadap seorang tenaga kerja.

Dalam hal konsumen, masalah yang dipelajari seperti, sejauh mana ada reaksi yang sama dari kelompok  onsumen dengan ciri-ciri tertentu terhadap iklan suatu produk.Setelah mempelajari tingkah laku manusia  alam dunia kerja, baik tingkah laku tenaga kerja dan konsumen; secara perorangan maupun secara kelompok maka berdasarkan temuan-temuannya dapat dikembangkan teori, aturan-aturan atau hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kembali ke dalam kegiatan-kegiatan industri dan organisasi  untuk kepentingan tenaga kerja, konsumen dan organisasinya dan untuk menguji ketepatannya.

Bimo, W. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset.

Psikologi Umum

Pengertian psikologi menurut Menurut Woodworth dan Marquish (dalam Anoraga dan Suyati, 1995):
Psychology can be defined as the science of the activities of the individual. The word “activity” is used here in very broad sense. It includes not only motor activities like walking and speaking, but also cognitive (knowledge getting) activities like seeing, hearing, remembering and thinking, and emotional activities like laughing and crying, and feeling or sad.

Psikologi dalam sudut pandang Woodworth dan Marquish menggambarkan bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas individu. Aktivitas-aktivitas (dalam pengertian lain tingkah laku) yang dapat dipelajari tidak hanya aktivitas motorik seperti berjalan dan berbicara, tetapi juga aktivitas kognitif seperti melihat, mendengar, dan berfikir. Dan aktivitas emosional seperti tertawa dan menangis, perasaan dan bersedih. Berdasarkan uraian pengertian dari psikologi di atas, dapat difahami bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Meskipun jiwa tidak nampak, tetapi dapat dipelajari melalui observasi terhadap tingkah laku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi dari kehidupan jiwa. Misalnya orang yang sedang menggerutu, adalah pertanda bahwa orang itu sedang tidak senang dalam hatinya; orang yang nampaknya terburu-terburu dapat difahami bahwa ada sesuatu yang harus segera dilakukan.


Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and Organizational Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston.

Saturday, February 25, 2012

Pemberian Pelatihan Penanggulangan Kebakaran Pada Pekerja


training pemadaman api
 Tingginya kasus kebakaran pada pusat perbelanjaan, kantor serta perusahaan-perusahaan  memiliki dampak yang sangat signifikan. Kerugian yang timbul dapat meliputi kerugian material, stagnasi kegiatan usaha, kerusakan lingkungan maupun ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia. Beberapa faktor dasar yang mengakibatkan kebakaran salah satunya adalah tidak adanya pelatihan penanggulangan kebakaran terhadap karyawan, ataupun petugas ditempat kerja meskipun fasilitas/peralatan pemadaman kebakaran telah tersedia pada suatu instansi namun tanpa adanya pemberian pengetahuan terhadap pekerja, hal ini tidak akan mencegah terjadinya suatu kebakaran. Padahal upaya pencegahan kebakaran lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan upaya pengembalian kondisi usai pasca kebakaran. Perlu diketahui pengetahuan tentang penggunaan serta pengoperasian alat pemadaman sangat diperlukan oleh semua karyawan tidak terkecuali petugas cleaning service serta security yang selalu siaga ditempat kerja. Salah satu alat pemadaman yang tersedia ditempat kerja yaitu Alat Pemadaman Api Ringan (APAR). Fungsi dari APAR hanya terbatas pada pemadaman api dini atau mula. Sehingga kesiap siagaan pengoperasian harus diterapkan oleh berbagai tingkatan pekerja. Untuk menumbuhkan serta meningkatkan kesiap siagaan pekerja salah satunya yaitu dengan cara memberikan pelatihan maksimum 6 bulan sekali mengenai pengunaan, pengoperasian alat pemadaman dan cara evakuasi diri pada tempat yang aman. Selain itu manfaat dari pemberian pelatihan yaitu pekerja dapat mengerti bagaimana kebakaran terjadi, mengenal sarana dan prasarana peralatan pencegahan serta penanggulangan kebakaran, melatih teamwork dalam penanggulangan kebakaran dan  meningkatkan kesadaran tentang pentingnya berperilaku aman dalam keseharian. Langkah ini sangat efektif diterapakan pada semua instansi untuk mengantisipasi terjadinya suatu kebakaran serta mereduksi kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran.

Saturday, October 1, 2011

Pertolongan Pertama


Pertolongan pertama (penilaian dini)


 
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana.

Langkah-langkah penilaian dini:
1.       Kesan umum
Pada langkah ini penolong pertama-tama penolong harus menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah kasus traumaatau kasus medis.


-   Kesan trauma
Kasus yang disebabkan oleh suatu ruda pakasa mempunyai tanda-tanda yang jelas terlihatdan atau teraba, misalnya luka terbuka, luka memar, patah tulang dll.

-   Kasus medis
   Adalah kasus yang diderita seseorang tanpa adanya riwayat ruda paksa. Contoh: sesak nafas, pinsan. Pada kasus ini penolong harus lebih berupaya  mencari riwayat gangguan

Kesan umum sudah mulai saat penolong mendekati penderita sehingga kita mengetahui gambaran ringkas dan cepat mengenai besar ringannya kasus yang sedang kita hadapi. Namun perlu diingat kesan umum bukalah kesimpulan akhir keadaan penderita kesimpulan baru dapat ditentukan setelah seluruh tahapan penilaian dan pemeriksaan penderita telah dilakukan.

2.      Memeriksa respon
Respon seorang penderita adalah suatu cara sederhana untuk menddappatkan gambaran berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak.

Respon dinilai berdasarkan reaksi yang diberikan seorang penderita terhadap rangsangan yang diberikan penolong.

Respon penderita dibagi menjadi empat tingkat yaitu:
A = Awas
Penderita ini sadar dan mengetahui keberadaanya artinya dia mengetahui lingkungannya.
S= Suara
Penderita hanya menjawab / bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N= Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan oleh penolong.
T= Tidak Respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang diberikan oleh penolong.

3.      Memastikan jalan nafas yang terbukadengan baik (airway)
Pastikan jalan nafas penderita terbuka dan bersih. Cara menetukan keadaan jalan nafas tergantung dari keadaan penderita, apakah ada respon atau tidak.
a.       Pasien dengan respon baik.
Memperhatikan pada saat penderita berbicara, perhatikan ada tidaknya gangguan suara atau gangguan berbicara.
b.       Pasien yang tidak merespon
Perlu dilakukan tindakan segera untuk memastikan tindakan jalan nafas terbuka.
4.      Menilai pernafasan
Setelah jalan nafas dipastikan terbuka dengan baik dan bersih maka penolong harus menetukan pernafasan penderita, memerikasa ada tidaknya nafas dengan cara lihat, dengar dan rasakan nilai selama 3-5 detik.
5.      Memulai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat
Pada pemeriksaan ini penolong menilai apakah jantung melakukan tugasnya memompa keseluruh tubuh.
Menilai sirkulasi
a.       Pasien merespons
Memerikasa nadi radial (pergelangan tangan)

b.       Pasien tidak merespons
Memeriksa nadi karotis (leher). Ada tidaknya nadi diperiksa dalam waktu 5-10 detik.

6.      Hubungi bantuan.
Apabila dirasa perlu segera meminta bantuan rujukan. Meminta orang lain untuk melakukannya atau bisa melakuykan sendiri.

Thursday, June 2, 2011

Pemadaman Api dengan Pasir Kering

Pemadaman dengan Pasir Kering

       Merupakan salah satu dari jenis perlengkapan alat pemadaman kebakaran tradisional yang efektif  dibandingkan dengan air untuk memadamkan kebakaran dini pada kebakaran rumah tangga atau perkantoran yang tidak begitu luas.
Pasir harus benar-benar dalam keadaan kering.
Pasir tidak mengandung material yang mudah terbakar.
  
Prinsip Pemadaman 
—Isolasi: Mengisolir benda yang terbakar sehingga tertutup permukaan dari udara luar (O2) sehingga udara tidak berhubungan dengan benda yang terbakar.
—Membendung cairan sehingga kebakaran tidak meluas.

Keuntungan Pemadaman Pasir Kering
1. Bisa digunakan untuk semua jenis kebakaran, tetapi kurang efisien untuk kebakaran magnesium, sodium, litium.
2. Mudah didapat, murah, mudah digunakan, dan praktis.
3. Dapat memutuskan oksigen dengan bahan bakar.  
4. Sangat baik untuk kebakaran pada lantai atau tanah datar. 
5. Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak, sehingga kebakaran tidak meluas.  
6. Dapat dipakai untuk pemadaman awal semua jenis kebakaran. 

Kerugian Pemadaman Pasir Kering 
1. Berat ketika membawa.
2. Tidak bisa digunakan untuk pemadaman api besar.— 
3. Kurang efisien untuk kebakaran magnesium, sodium, litium.
4. Debu pasir dapat mengakibatkan iritasi pada mata.  

Prosedur Pemadaman
1.Mengambil fire bucket yang berisi pasir kering.
2.Membawa fire bucket ke arah api atau tempat terjadinya kebakaran.
3.Berdiri membelakangi arah angin.
4.Pasir ditaburkan mulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar tertutup rata. 
5.Membiarkan sampai api benar-benar padam.
 
  Created By: indriyo/T.K3/PPNS