Saturday, October 1, 2011
Pertolongan pertama (penilaian dini)
Pada tahap ini penolong harus mengenali
dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat,
cepat dan sederhana.
Langkah-langkah penilaian dini:
1. Kesan umum
Pada langkah ini penolong pertama-tama
penolong harus menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah kasus traumaatau
kasus medis.
- Kesan trauma
Kasus yang disebabkan oleh suatu ruda
pakasa mempunyai tanda-tanda yang jelas terlihatdan atau teraba, misalnya luka
terbuka, luka memar, patah tulang dll.
- Kasus medis
Adalah kasus yang diderita seseorang tanpa
adanya riwayat ruda paksa. Contoh: sesak nafas, pinsan. Pada kasus ini penolong
harus lebih berupaya mencari riwayat
gangguan
Kesan umum sudah mulai
saat penolong mendekati penderita sehingga kita mengetahui gambaran ringkas dan
cepat mengenai besar ringannya kasus yang sedang kita hadapi. Namun perlu
diingat kesan umum bukalah kesimpulan akhir keadaan penderita kesimpulan baru
dapat ditentukan setelah seluruh tahapan penilaian dan pemeriksaan penderita
telah dilakukan.
2. Memeriksa respon
Respon seorang
penderita adalah suatu cara sederhana untuk menddappatkan gambaran berat
ringannya gangguan yang terjadi dalam otak.
Respon dinilai
berdasarkan reaksi yang diberikan seorang penderita terhadap rangsangan yang
diberikan penolong.
Respon penderita
dibagi menjadi empat tingkat yaitu:
A = Awas
Penderita ini sadar
dan mengetahui keberadaanya artinya dia mengetahui lingkungannya.
S= Suara
Penderita hanya
menjawab / bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N= Nyeri
Penderita hanya
bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan oleh penolong.
T= Tidak Respon
Penderita tidak
bereaksi terhadap rangsangan apapun yang diberikan oleh penolong.
3. Memastikan jalan nafas yang terbukadengan baik (airway)
Pastikan jalan nafas
penderita terbuka dan bersih. Cara menetukan keadaan jalan nafas tergantung
dari keadaan penderita, apakah ada respon atau tidak.
a. Pasien dengan respon baik.
Memperhatikan pada
saat penderita berbicara, perhatikan ada tidaknya gangguan suara atau gangguan
berbicara.
b. Pasien yang tidak merespon
Perlu dilakukan
tindakan segera untuk memastikan tindakan jalan nafas terbuka.
4. Menilai pernafasan
Setelah jalan nafas
dipastikan terbuka dengan baik dan bersih maka penolong harus menetukan
pernafasan penderita, memerikasa ada tidaknya nafas dengan cara lihat, dengar
dan rasakan nilai selama 3-5 detik.
5. Memulai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat
Pada pemeriksaan ini
penolong menilai apakah jantung melakukan tugasnya memompa keseluruh tubuh.
Menilai sirkulasi
a. Pasien merespons
Memerikasa nadi radial
(pergelangan tangan)
b. Pasien tidak merespons
Memeriksa nadi karotis
(leher). Ada tidaknya nadi diperiksa dalam waktu 5-10 detik.
6. Hubungi bantuan.
Apabila dirasa perlu
segera meminta bantuan rujukan. Meminta orang lain untuk melakukannya atau bisa
melakuykan sendiri.
Thursday, June 2, 2011
Pemadaman Api dengan Pasir Kering
Pemadaman dengan Pasir Kering
Merupakan salah satu dari jenis perlengkapan alat pemadaman kebakaran tradisional yang efektif dibandingkan dengan air untuk memadamkan kebakaran dini pada kebakaran rumah tangga atau perkantoran yang tidak begitu luas.
Pasir harus benar-benar dalam keadaan kering.
Pasir tidak mengandung material yang mudah terbakar.
Prinsip Pemadaman
—Isolasi: Mengisolir benda yang terbakar sehingga tertutup permukaan dari udara luar (O2) sehingga udara tidak berhubungan dengan benda yang terbakar.
—Membendung cairan sehingga kebakaran tidak meluas.
Keuntungan Pemadaman Pasir Kering
1. Bisa digunakan untuk semua jenis kebakaran, tetapi kurang efisien untuk kebakaran magnesium, sodium, litium.
2. Mudah didapat, murah, mudah digunakan, dan praktis.
3. Dapat memutuskan oksigen dengan bahan bakar.
4. Sangat baik untuk kebakaran pada lantai atau tanah datar.
5. Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak, sehingga kebakaran tidak meluas.
6. Dapat dipakai untuk pemadaman awal semua jenis kebakaran.
Kerugian Pemadaman Pasir Kering
1. Berat ketika membawa.
2. Tidak bisa digunakan untuk pemadaman api besar.—
3. Kurang efisien untuk kebakaran magnesium, sodium, litium.
4. Debu pasir dapat mengakibatkan iritasi pada mata.
Prosedur Pemadaman
1.Mengambil fire bucket yang berisi pasir kering.
2.Membawa fire bucket ke arah api atau tempat terjadinya kebakaran.
3.Berdiri membelakangi arah angin.
4.Pasir ditaburkan mulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar tertutup rata.
5.Membiarkan sampai api benar-benar padam.
Saturday, May 21, 2011
Pengertian K3
Filosofi:
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaa tenaga kerja dan manusia umumnya baik jasmani maupun rohani serta menjamin keutuhan dan kesempurnaan hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera
Keilmuan:
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit dll.
Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sejarah Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Menurut Suma’mur (1987) masalah keselamatan dan kecelakaan kerja sejak manusia bekerja. Manusia purba mengalami kecelakaan-kecelakaan saat bekerja, maka berkembanglah pengetahuan tentang bagaimana agar kecelakaan tidak terulang. Catatan kuno tentang keselamatan bangunan menyatakan bahwa seorang raja di Babilonia pada abad ke-17 sebelum Masehi yang bernama Hamurabi, mengatur dalam undang-undang di negaranya tentang hukuman bagi ahli bangunan yang membangun rumah dan bangunannya mendatangkan malapetaka pada pemilik bangunan atau keluarganya. Lima abad setelahnya, pada zaman Mozai, para ahli bangunan tersebut bertanggung jawab pula terhadap keselamatan para pelaksana dan pekerja-pekerja bangunan. Kemudian, masalah-masalah keselamatan ini meluas ke Yunani, Roma dan lain-lain.
Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dalam perindustrian mula-mula terjadi secara besar-besaran saat kemajuan-kemajuan pesat teknologi mulai diterapkan untuk produksi secara besar-besaran dengan mesin. Keadaan-keadaan sebagai hasil revolusi industri merupakan suatu kemajuan yang gemilang, namun bertentangan dengan perikemanusiaan dan memerlukan perbaikan, maka timbullah gerakan perbaikan yang dipimpin oleh orang-orang yang merasa bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral terhadap kawan-kawan sekerjanya. Pencegahan kecelakaan kerja sejak semula berkembang dengan orientasi kepentingan umum dan bertekad melindungi pihak yang lemah. Perjuangan tersebut dilandasi juga oleh pengalaman-pengalaman yang penuh penderitaan. Tujuan mereka pada awalnya adalah mempengaruhi pemerintah agar melindungi buruh-buruh pabrik (terutama anak-anak) yang sering hidup dan bekerja pada keadaan-keadaan yang sangat buruk.
Revolusi industri mula-mula terjadi di Inggris. Gerakan-gerakan kemanusiaan pertama-tama ditujukan bagi pengurangan jam kerja dan perlindungan kesehatan anak-anak, yang terutama sangat menderita akibat dari kondisi-kondisi pekerjaan, kemudian perhatian dialihkan kepada masalah keselamatan. Meningkatnya tenaga, kecepatan dan makin banyaknya pemakaian mesin menyebabkan tambah berbahayanya pekerjaan pabrik. Pada tahun 1844, terdapat banyak sekali orang cacat di Manchester dan penduduk disana mirip tentara yang baru pulang dari medan perang. Pemilik pabrik sama sekali tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan cacat yang terjadi. Mula-mula pemilik pabrik tidak peduli pada desakan masyarakat, tetapi kemudian diundangkanlah Undang-Undang Pabrik (Factory Act) pada tahun 1844 (Suma’mur, 1996).
Subscribe to:
Posts (Atom)