Sunday, February 26, 2012

Psikologi Industri


Ilmu psikologi industri dan organisasi (I/O) menurut Munsterberg (dalam Berry 1998) adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam dunia kerja. Munandar (2001) memberikan pengertian yang lebih rinci bahwa ilmu psikologi I/O adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen, baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan bersama.

Tingkah laku I/O di pusatkan pada tingkah laku ‘terbuka’, yang secara langsung dapat diamati. Sedangkan tingkah laku yang tertutup dapat disimpulkan melalui ungkapannya ke dalam tingkah laku terbuka. Sebagai contoh, tenaga kerja yang senang dengan pekerjaannya akan memperlihatkan berbagai macam tingkah laku yang mencerminkan kesenangannya, meskipun sibuk dalam menjalankan tugasnya, wajahnya tetap nampak cerah, dalam jam istirahat berbicara tentang pekerjaannya dengan rekannya, tidak menunggu jam pulang kerja.

Apabila ditanya tentang pekerjaannya ia menjawab dengan gairah semua pertanyaan. Melalui observasi dari perilakunya yang terbuka dapat ditafsirkan perilakunya yang tertutup. Tingkah laku manusia dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen di pelajari di dalam lingkungan kerjanya. Dalam pengertian ini manusia dipelajari di dalam interaksinya dengan pekerjaannya, dengan lingkungan kerja fisiknya dengan lingkungan sosialnya di pekerjaan. Apabila sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industrinya, maka sebagai konsumen manusia menjadi pengguna (user) dari produk atau jasa dari organisasi perusahaan. Sedangkan tingkah laku manusia dipelajari secara perorangan maupun secara kelompok, dengan asumsi bahwa dalam suatu organisasi industri terdapat berbagai unit kerja. Unit kerja yang besar (divisi) terdiri dari unit kerja yang lebih kecil yang masing-masing terdiri dari unit-unit kerja yang lebih kecil lagi dan seterusnya. Dalam hal ini yang dipelajari sejauh mana dampak satu kelompok atau unit kerja terhadap tingkah laku tenaga kerja dan sebaliknya. Juga dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempunyai pengaruh terhadap tenaga kerjanya, terhadap sekelompok tenaga kerja, dan terhadap seorang tenaga kerja.

Dalam hal konsumen, masalah yang dipelajari seperti, sejauh mana ada reaksi yang sama dari kelompok  onsumen dengan ciri-ciri tertentu terhadap iklan suatu produk.Setelah mempelajari tingkah laku manusia  alam dunia kerja, baik tingkah laku tenaga kerja dan konsumen; secara perorangan maupun secara kelompok maka berdasarkan temuan-temuannya dapat dikembangkan teori, aturan-aturan atau hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kembali ke dalam kegiatan-kegiatan industri dan organisasi  untuk kepentingan tenaga kerja, konsumen dan organisasinya dan untuk menguji ketepatannya.

Bimo, W. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset.

Psikologi Umum

Pengertian psikologi menurut Menurut Woodworth dan Marquish (dalam Anoraga dan Suyati, 1995):
Psychology can be defined as the science of the activities of the individual. The word “activity” is used here in very broad sense. It includes not only motor activities like walking and speaking, but also cognitive (knowledge getting) activities like seeing, hearing, remembering and thinking, and emotional activities like laughing and crying, and feeling or sad.

Psikologi dalam sudut pandang Woodworth dan Marquish menggambarkan bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas individu. Aktivitas-aktivitas (dalam pengertian lain tingkah laku) yang dapat dipelajari tidak hanya aktivitas motorik seperti berjalan dan berbicara, tetapi juga aktivitas kognitif seperti melihat, mendengar, dan berfikir. Dan aktivitas emosional seperti tertawa dan menangis, perasaan dan bersedih. Berdasarkan uraian pengertian dari psikologi di atas, dapat difahami bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Meskipun jiwa tidak nampak, tetapi dapat dipelajari melalui observasi terhadap tingkah laku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi dari kehidupan jiwa. Misalnya orang yang sedang menggerutu, adalah pertanda bahwa orang itu sedang tidak senang dalam hatinya; orang yang nampaknya terburu-terburu dapat difahami bahwa ada sesuatu yang harus segera dilakukan.


Berry, M.L. 1998. Psychology at Work: an Introduction to Industri and Organizational Psychology. McGraw-Hill Book Co. Boston.

Saturday, February 25, 2012

Pemberian Pelatihan Penanggulangan Kebakaran Pada Pekerja


training pemadaman api
 Tingginya kasus kebakaran pada pusat perbelanjaan, kantor serta perusahaan-perusahaan  memiliki dampak yang sangat signifikan. Kerugian yang timbul dapat meliputi kerugian material, stagnasi kegiatan usaha, kerusakan lingkungan maupun ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia. Beberapa faktor dasar yang mengakibatkan kebakaran salah satunya adalah tidak adanya pelatihan penanggulangan kebakaran terhadap karyawan, ataupun petugas ditempat kerja meskipun fasilitas/peralatan pemadaman kebakaran telah tersedia pada suatu instansi namun tanpa adanya pemberian pengetahuan terhadap pekerja, hal ini tidak akan mencegah terjadinya suatu kebakaran. Padahal upaya pencegahan kebakaran lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan upaya pengembalian kondisi usai pasca kebakaran. Perlu diketahui pengetahuan tentang penggunaan serta pengoperasian alat pemadaman sangat diperlukan oleh semua karyawan tidak terkecuali petugas cleaning service serta security yang selalu siaga ditempat kerja. Salah satu alat pemadaman yang tersedia ditempat kerja yaitu Alat Pemadaman Api Ringan (APAR). Fungsi dari APAR hanya terbatas pada pemadaman api dini atau mula. Sehingga kesiap siagaan pengoperasian harus diterapkan oleh berbagai tingkatan pekerja. Untuk menumbuhkan serta meningkatkan kesiap siagaan pekerja salah satunya yaitu dengan cara memberikan pelatihan maksimum 6 bulan sekali mengenai pengunaan, pengoperasian alat pemadaman dan cara evakuasi diri pada tempat yang aman. Selain itu manfaat dari pemberian pelatihan yaitu pekerja dapat mengerti bagaimana kebakaran terjadi, mengenal sarana dan prasarana peralatan pencegahan serta penanggulangan kebakaran, melatih teamwork dalam penanggulangan kebakaran dan  meningkatkan kesadaran tentang pentingnya berperilaku aman dalam keseharian. Langkah ini sangat efektif diterapakan pada semua instansi untuk mengantisipasi terjadinya suatu kebakaran serta mereduksi kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran.